Setelah Khilafah
Abbasiyah di Baghdad runtuh akibat serangan tentara Mongol,kekuatan politik
Islam mengalami kemunduran secara drastis. Wilayah kekuasaannya tercabik-cabik
dalam beberapa kerajaan kecil yang satu sama lain saling memerangi. Beberapa
peninggalan budaya dan peradaban Islam banyak yang hancur akibat serangan
bangsa Mongol itu.
Keadaan
politik umat Islam secara keseluruhan baru mengalami kemajuan kembali setelah
muncul dan berkembangnya tiga kerajaan besar, diantaranya Usmani di Turki,
Mughal di India dan Safawi di Persia. Kerajaan Usmani ini adalah yang pertama
berdiri juga yang terbesar dan paling lama bertahan dibanding dua kerajaan
lainnya. Untuk mengetahui labih jelasnya maka dalam makalah ini akan saya
terangkan lebih lanjut mengenai Kerajaan
Turki Usmani.
A. Asal-Usul Dinasti Turki Usmani
A. Asal-Usul Dinasti Turki Usmani
Awal mula berdirinya
Dinasti Kerajaan Turki Usmani ini banyak tertulis dalam legenda dan sejarah
sebelum tahun 1300. Dinasti ini berasal dari suku Qoyigh Oghus, yang mendiami
daerah Mongol dan daerah utara negeri Cina, kurang lebih tiga abad. Kemudian
mereka pindah ke Turkistan, Persia dan Irak. Mereka masuk Islam pada abad
ke-9/10 ketika menetap di Asia Tengah
Pada abad ke-13 M,
mereka mendapat serangan dan tekanan dari Mongol, akhirnya mereka melarikan
diri ke Barat dan mencari perlindungan di antara saudara-saudaranya yaitu
orang-orang Turki Seljuk, di dataran tinggi Asia kecil. Dibawah pimpinan
Orthogul, mereka mengabdikan diri kepada Sultan Alaudin II yang sedang
berperang melawan Bizantium. Karena bantuan mereka inilah, Bizantium dapat
dikalahkan. Kemudian Sultan Alauddin memberi imbalan tanah di Asia kecil yang
berbatasan dengan Bizantium. Sejak itu mereka terus membina wilayah barunya
dan memilih kota Syukud sebagai ibukota.
Ertoghrul meninggal
Dunia tahun 1289. Kepemimpinan dilanjutkan oleh puteranya, Usman. Putera
Ertoghrul inilah yang dianggap sebagai pendiri kerajaan Usmani. Usman
memerintah antara tahun 1290-1326 M. Pada tahun 1300 M, bangsa Mongol kembali
menyerang Kerajaan Seljuk, dan dalam pertempuran tersebut Sultan Alaudin
terbunuh. Setelah wafatnya Sultan Alaudin tersebut, Usman memproklamasikan
kemerdekaannya dan berkuasa penuh atas daerah yang didudukinya.
Usman sering disebut Usman I, setelah Usman I
mengumumkan dirinya sebagai Padisyah al-Usman (raja besar
keluarga Usman) tahun 1300 M setapak demi setapak wilayah kerajaan diperluas.
Dipilihnya negeri
Iskisyihar menjadi pusat kerajaan , lalu Usman mengirim surat kepada raja-raja
kecil guna memberitahukan bahwa sekarang dia raja yang besar dan dia menawarkan
agar raja-raja kecil itu memilih salah satu diantara tiga perkara, yakni :
F Islam
F Membayar Jaziyah
F Perang.
Setelah menerima surat itu, separuh ada yang
masuk Islam ada juga yang mau membayar Jizyah. Mereka yang tidak mau menerima
tawaran Usman merasa terganggu sehingga mereka meminta bantuan kepada bangsa
Tartar, akan tetapi Usman tidak merasa takut menghadapinya. Usman menyiapkan
tentaranya dalam mengahadapi bangsa Tartar, sehingga mereka dapat
ditaklukkan.
Usman mempertahankan
kekuasaan nenek moyang dengan setia dan gagah perkasa sehingga kekuasaan tetap
tegak dan kokoh.
B. Perkembangan Turki Usmani
Setelah Usman
mengumumkan dirinya sebagai Padisyah al Usman (raja besar
keluarga Usman), setapak demi setapak wilayah kerajaan dapat diperluasnya. Ia
menyerang daerah perbatasan Byzantium dan menaklukkan kota Broessa tahun 1317
M, kemudian pada tahun 1326 M dijadikan sebagai ibu kota kerajaan.
Pada masa pemerintahan
Orkhan (1326-1359 M), kerajaan Turki Usmani ini dapat menaklukkan Azmir (1327
M), Thawasyanli (1330 M), Uskandar (1338 M), Ankara (1354 M) dan Gallipoli
(1356 M). Daerah-daerah itulah yang pertama kali diduduki kerajaan
Usmani,ketika Murad I, pengganti Orkhan berkuasa (1359-1389 M). Selain
memantapkan keamanan dalam negeri, ia melakukan perluasan daerah ke benua
Eropa. Ia dapat menaklukkan Adnanopel yang kemudian dijadikan ibukota kerajaan
yang baru.
Merasa cemas terhadap ekspansi kerajaan ke
Eropa, Paus mengobarkan semangat perang. Sejumlah besar pasukan sekutu Eropa
disiapkan untuk memukul mundur Turki Usmani, namun Sultan Bayazid I (1389-1403
M), dapat menghancurkan pasukan sekutu KRISTEN Eropa tersebut.
Ekspansi Bayazid I
sempat berhenti karena adanya tekanan dan serangan dari pasukan Timur Lenk ke
Asia kecil. Pertempuran hebat terjadi antara tahun 1402 M dan pasukan Turki
mengalami kekalahan. Bayazid I dan putranya ditawan kemudian meninggal pada
tahun 1403 M.
Kekalahan tersebut
membawa dampak yang buruk bagi Kerajaan Usmani yaitu banyaknya
penguasa-penguasa Seljuk di Asia kecil yang melepaskan diri. Begitu pula dengan
Bulgaria dan Serbia, tetapi hal itu dapat diatasi oleh Sultan Muhammad I
(1403-1421 M). Usaha beliau yang pertama yaitu meletakkan dasar-dasar keamanan
dan perbaikan-perbaikan dalam negeri. Usaha beliau kemudian diteruskan oleh
Sultan Murad II (1421-1451).
Turki Usmani mengalami
kemajuannya pada masa Sultan Muhammad II (1451-1484 M) atau Muhammad Al-Fatah.
Beliau mengalahkan Bizantium dan menaklukkan Konstantinopel pada tahun 1453 M
yang merupakan kekuatan terakhir Imperium Romawi Timur.
Pada masa Sultan Salim I
(1512-1520 M), ekspansi dialihkan ke Timur, Persia, Syiria dan Mesir berhasil ditaklukkannya.
Ekspansi tersebut dilanjutkan oleh putranya Sulaiman I (1520-1526 M) dan
berhasil menaklukkam Irak, Belgaro,kepulauan Rhodes, Tunis dan Yaman. Masa
beliau merupakan puncak keemasan dari kerajaan Turki Usmani, karena dibawah
pemerintahannya berhasil menyatukan wilayah yang meliputi Afrika Utara, Mesir,
Hijaz, Irak, Armenia, Asia Kecil, Krimea, Balkan, Yunani, Bulgaria, Bosnia,
Hongaria, Rumania sampai batas sungai Danube dengan tiga lautan, yaitu laut Merah,
laut Tengah dan laut Hitam.
Usmani yang berhasil
menaklukkan Mesir tetap melestarikan beberapa system kemasyarakatan yang ada
sekalipun dengan beberapa modifikasi. Usmani menyusun kembali sistem
pemerintahan yang memusat dan mengangkat beberapa Gubernur militer dan
pejabat-pejabat keuangan untuk mengamankan pengumpulan pajak dan penyetoran
surplus pendapatan ke Istambul. Peranan utama pemerintahan Usmani adalah
menentramkan negeri ini, melindungi pertanian, irigasi dan perdagangan sehingga
mengamankan arus perputaran pendapatan pajak. Dalam rentangan abad pertama dan
abad pertengahan dari pereode pemerintahan Usmani, sistem irigasi di Mesir
diperbaiki, kegiatan pertanian meningkat dengan pesat dan kegiatan perdagangan
dikembangkan melalui pembukaan kembali beberapa jalur perdagangan antara India
dan Mesir.
Demikianlah perkembangan Kerajaan Turki Usmani dengan pergantian
beberapa penguasa dalam mempertahankan kerajaannya. Diantara mereka (para
penguasa) memimpin dengan tegasnya atas peninggalan dari nenek moyang agar
jangan sampai jatuh ke tangan negeri / penguasa lain selain Turki Usmani. Hal
ini terbukti dengan adanya para pemimpin yang saling melengkapi dalam memimpin
perjuangannya menuju kejayaan dengan meraih semua yang membawa kemajuan dalam
kehidupan masyarakat.
C. Kemajuan-Kemajuan Turki Usmani
C. Kemajuan-Kemajuan Turki Usmani
Akibat kegigihan dan
ketangguhan yang dimiliki oleh para pemimpin dalam mempertahankan Turki Usmani
membawa dampak yang baik sehingga kemajuan-kemajuan dalam perkembangan wilayah
Turki Usmani dapat di raihnya dengan cepat.
Dengan cara atau taktik
yang dimainkan oleh beberapa penguasa Turki seperi Sultan Muhammad yang
mengadakan perbaikan-perbaikan dan meletakkan dasar-dasar keamanan dalam
negerinya yang kemudian diteruskan oleh Murad II (1421-1451M), sehingga Turki
Usmani mencapai puncak kejayaan pada masa Muhammad II (1451- 1484 M). Usaha ini
di tindak lanjuti oleh raja-raja berikutnya, sehingga dikembangkan oleh Sultan
Sulaiman al-Qonuni. Ia tidak mengarahkan ekspansinya kesalah satu arah timur
dan Barat, tetapi seluruh wilayah yang berada disekitar Turki Usmani itu,
sehingga Sulaiman berhasil menguasai wilayah Asia kecil. Kemajuan dan
perkembangan wilayah kerajaan Usmani yang luas berlangsung dengan cepat dan
diikuti oleh kemajuan-kemajuan dalam bidang-bidang kehidupan lain yang penting,
diantaranya :
1. Bidang Kemiliteran dan Pemerintahan
Untuk pertama kalinya Kerajaan Usmani mulai mengorganisasi taktik, strategi tempur dan kekuatan militer dengan baik dan teratur. Sejak kepemimpinan Ertoghul sampai Orkhan adalah masa pembentukan kekuatan militer. Perang dengan Bizantium merupakan awal didirikannya pusat pendidikan dan pelatihan militer, sehingga terbentuklah kesatuan militer yang disebut dengan Jenissari atau Inkisyariah . Selain itu kerajaan Usmani membuat struktur pemerintahan dengan kekuasaan tertinggi di tangan Sultan yang dibantu oleh Perdana Menteri yang membawahi Gubernur. Gubernur mengepalai daerah tingakat I. Di bawahnya terdapat beberapa bupati. Untuk mengatur urusan pemerintahan negara, di masa Sultan Sulaiman I dibuatlah UU yang diberi nama Multaqa Al-Abhur , yang menjadi pegangan hukum bagi kerajaan Usmani sampai datangnya reformasi pada abad ke-19. Karena jasanya ini, di ujung namanya di tambah gelar al-Qanuni.
2. Bidang Ilmu Pengetahuan dan Budaya
1. Bidang Kemiliteran dan Pemerintahan
Untuk pertama kalinya Kerajaan Usmani mulai mengorganisasi taktik, strategi tempur dan kekuatan militer dengan baik dan teratur. Sejak kepemimpinan Ertoghul sampai Orkhan adalah masa pembentukan kekuatan militer. Perang dengan Bizantium merupakan awal didirikannya pusat pendidikan dan pelatihan militer, sehingga terbentuklah kesatuan militer yang disebut dengan Jenissari atau Inkisyariah . Selain itu kerajaan Usmani membuat struktur pemerintahan dengan kekuasaan tertinggi di tangan Sultan yang dibantu oleh Perdana Menteri yang membawahi Gubernur. Gubernur mengepalai daerah tingakat I. Di bawahnya terdapat beberapa bupati. Untuk mengatur urusan pemerintahan negara, di masa Sultan Sulaiman I dibuatlah UU yang diberi nama Multaqa Al-Abhur , yang menjadi pegangan hukum bagi kerajaan Usmani sampai datangnya reformasi pada abad ke-19. Karena jasanya ini, di ujung namanya di tambah gelar al-Qanuni.
2. Bidang Ilmu Pengetahuan dan Budaya
Kebudayaan Turki Usmani merupakan perpaduan bermacam-macam
kebudayaan diantaranya adalah kebudayaan Persia, Bizantium dan Arab. Dari
kebudayaan Persia mereka banyak mengambil ajaran-ajaran tentang etika dan tata
krama dalam istana raja-raja. Organisasi pemerintahan dan kemiliteran banyak
diserap dari Bizantium. Dan ajaran tentang prinsip-prinsip ekonomi, sosial dan
kemasyarakatan, keilmuan dan huruf diambil dari Arab. Dalam bidang Ilmu
Pengetahuan di Turki Usmani tidak begitu menonjol karena mereka lebih memfokuskan
pada kegiatan militernya, sehingga dalam khasanah Intelektual Islam tidak ada
Ilmuan yang terkemuka dari Turki Usmani .
3. Bidang Keagamaan
3. Bidang Keagamaan
Agama dalam tradisi masyarakat Turki mempunyai peranan besar dalam
lapangan sosial dan politik. Masyarakat di golongkan berdasarkan agama, dan
kerajaan sendiri sangat terikat dengan syariat sehingga fatwa ulama menjadi
hukum yang berlaku. Oleh karena itru, ajaran ajaran thorikot berkembang dan
juga mengalami kemajuan di Turki Usmani. Para Mufti menjadi pejabat tertinggi
dalam urusan agama dan beliau mempunyai wewenang dalam memberi fatwa resmi
terhadap problem keagamaan yang terjadi dalam masyarakat.
Kemajuan-kemajuan yang
diperoleh kerajaan Turki Usmani tersebut tidak terlepas daripada
kelebihan-kelebihan yang dimilikinya, antara lain:
1. Mereka adalah bangsa yang penuh semangat, berjiwa besar dan giat.
2. Mereka memiliki kekuatan militer yang besar.
3. Mereka menghuni tempat yang sangat strategis, yaitu Konstantinopel yang berada pada tititk temu antara Asia dan Eropa.
1. Mereka adalah bangsa yang penuh semangat, berjiwa besar dan giat.
2. Mereka memiliki kekuatan militer yang besar.
3. Mereka menghuni tempat yang sangat strategis, yaitu Konstantinopel yang berada pada tititk temu antara Asia dan Eropa.
Disamping itu
keberanian, ketangguhan dan kepandaian taktik yang dilakukan oleh para penguasa
Turki Usmani sangatlah baik, serta terjalinnya hubungan yang baik dengan rakyat
kecil, sehingga hal ini pun juga mendukung dalam memajukan dan mempertahankan
kerajaan Turki Usmani.
D. Turki Pasca Sulaiman al-Qanuni
D. Turki Pasca Sulaiman al-Qanuni
Masa pemerintahan
Sulaiman I (1520-1566 M) merupakan puncak kejayaan Kerajaan Turki Usmani.
Beliau terkenal dengan sebutan Sulaiman Agung atau Sulaiman Al-Qonuni. Akan
tetapi setelah beliau wafat sedikit demi sedikit Turki Usmani mengalami
kemunduran. Setelah Sulaiman meninggal Dunia, terjadilah perebutan kekuasaan
antara putera-puteranya, yang menyebabkan kerajaan Turki Usmani mundur.
Akan tetapi meskipun terus mengalami
kemunduran kerajaan ini untuk masa beberapa abad masih dipandang sebagai
militer yang tangguh. Kerajaan ini memang masih bertahan lima abad lagi setelah
sepeninggalnya Sultan Sulaiman 1566 M.
Sultan Sulaiman di ganti
Salim II. Pada masa pemerintahan Salim II (1566-1573 M), pasukan laut Usmani
mengalami kekalahan atas serangan gabungan tentara Spanyol, Bandulia, Sri Paus
dan sebagian armada pendeta Malta yang dipimpin Don Juan dari Spanyol.
Kekalahan ini menyebabkan Tunisia dapat direbut musuh. Tetapi pada tahun 1575 M,
Tunisia dapat direbut kembali oleh Sultan Murad III (1574-1595 M). Pada masa
pemerintahannya, keadaan dalam negeri mengalami kekacauan. Hal itu disebabkan
karena ia mempunyai kepribadian yang buruk. Keadaan itu semakin kacau setelah
naiknya Sultan Muhammad III (1595-1603 M), Sultan Ahmad I (1603-1671 M) dan
Musthofa I (1617-1622 M), akhirnya Syeikh Al-Islam mengeluarkan fatwa agar
Musthofa I turun dari jabatannya dan diganti oleh Usman II (1618-1622 M).
Pada masa pemerintahan
Sultan Murad IV (1623-1640 M), Turki Usmani mulai mengadakan
perbaikan-perbaikan, tetapi sebelum ia berhasil secara keseluruhan, masa
pemerintahannya berakhir. Kemudian pemerintahan dipegang oleh Ibrahim
(1640-1648 M),yang pada masanya orang-orang Venesia melakukan peperangan laut
dan berhasil mengusir orang Turki Usmani di Cyprus dan Creta pada tahun 1645 M.
Pada tahun 1663 M pasukan Usmani menderita
kekalahan dalam penyerbuan ke Hungaria. Dan juga pada tahun 1676 M dalam
pertempuran di Mohakes, Hungaria. Turki Usmani dipaksa menandatangani
perjanjian Karlowitz pada tahun 1699 M yang berisi pernyataan penyerahan
seluruh wilayah Hungaria, sebagian besar Slovenia dan Croasia kepada Hapsburg.
Dan penyerahan Hermeniet, Padalia, Ukraenia, More dan sebagian Dalmatia kepada
penguasa Venesia.
Pada tahun 1770 M
pasukan Rusia mengalahkan armada Usmani di sepanjang pantai Asia Kecil. Namun
kemenangan ini dapat direbut kembali oleh Sultan Musthofa III (1757- 1774 M).
Dan pada tahun 1774 M, penguasa Usmani Abddul Hamid (1774-1789 M) terpaksa
menandatangani kinerja dengan Catherine II dari Rusia yang berisi penyerahan
benteng-benteng pertahanan di Laut Hitam kepada Rusia dan pengakuan kemerdekaan
atas Crimea.
Pemerintahan Turki, masa
pasca Sulaiman banyak terjadi kekacauan-kekacauan yang menyebabkan kemunduran
dalam mempertahankan Turki Usmani (kerajaan Usmani). Hal ini dikarenakan
benyaknya berganti pemimpin atau penguasa yang hanya memperebutkan jabatan
tanpa memikirkan langkah-langkah selanjutnya yang lebih terarah pada tegaknya
kerajaan Usmani. Sifat dari pada para pemimpin juga mempengaruhi keadaan
kerajaan Usmani, seperti halnya sifat jelek yang dilakukan Sultan Murad III
(1574-1595 M) yakni yang selalu menuruti hawa nafsunya sehingga kehidupan moral
Sultan Murad yang jelek itu menyebabkan timbulnya kekacauan dalam negeri Usmani
itu sendiri.
Banyak kemunduran yang
dirasakan selama kurang lebih dua abad ditinggal Sultan Sulaiman. Tidak ada
tanda-tanda membaik sampai setengah pertama dari abad ke -19 M. Oleh karena
itu, satu persatu negara-negara di Eropa yang pernah dikuasai kerajaan Usmani
ini memerdekakan diri. Bukan hanya negeri-negeri di Eropa yang memang sedang
mengalami kemajuan memberonak terhadap kerajaan-kerajaan Usmani, tetapi juga
beberapa didaerah timur tengah mencoba bangkit memberontak. Dari sinilah dapat
disimpulkan bahwa kemunduran Turki Usmani pasca Sulaiman disebabkan karena
banyaknya terjadi kekacauan-kekacauan yang menyebabkan kemunduran dalam
kerajaan Usmani.
E. Kemunduran Kerajaan Turki Usmani
E. Kemunduran Kerajaan Turki Usmani
Kemunduran Turki Usmani terjadi
setelah wafatnya Sulaiman Al-Qonuni. Hal ini disebabkan karena banyaknya
kekacauan yang terjadi setelah Sultan Sulaiman meninggal diantaranya perebutan
kekuasaan antara putera beliau sendiri. Para pengganti Sulaiman sebagian besar
orang yang lemah dan mempunyai sifat dan kepribadian yang buruk. Juga karena
melemahnya semangat perjuangan prajurit Usmani yang mengakibatkan kekalahan
dalam mengahadapi beberapa peperangan. Ekonomi semakin memburuk dan system
pemerintahan tidak berjalan semestinya.
Selain faktor diatas,
ada juga faktor-faktor yang menyebabkan kerajaan Usmani mengalami kemunduran,
diantaranya adalah :
1. Wilayah Kekuasaan yang Sangat Luas
Perluasan wilayah yang begitu cepat yang terjadi pada kerajaan Usmani, menyebabkan pemerintahan merasa kesulitan dalam melakukan administrasi pemerintahan, terutama pasca pemerintahan Sultan Sulaiman. Sehingga administrasi pemerintahan kerajaan Usmani tidak beres. Tampaknya penguasa Turki Usmani hanya mengadakan ekspansi, tanpa mengabaikan penataan sistem pemerintahan. Hal ini menyebabkan wilayah-wilayah yang jauh dari pusat mudah direbut oleh musuh dan sebagian berusaha melepaskan diri.
2. Heterogenitas Penduduk
Sebagai kerajaan besar, yang merupakan hasil ekspansi dari berbagai kerajaan, mencakup Asia kecil, Armenia, Irak, Siria dan negara lain, maka di kerajaan Turki terjadi heterogenitas penduduk. Dari banyaknya dan beragamnya penduduk, maka jelaslah administrasi yang dibutuhkan juga harus memadai dan bisa memenuhi kebutuhan hidup mereka. Akan tetapi kerajaan Usmani pasca Sulaiman tidak memiliki administrasi pemerintahan yang bagus di tambah lagi dengan pemimpinpemimpin yang berkuasa sangat lemah dan mempunyai perangai yang jelek.
1. Wilayah Kekuasaan yang Sangat Luas
Perluasan wilayah yang begitu cepat yang terjadi pada kerajaan Usmani, menyebabkan pemerintahan merasa kesulitan dalam melakukan administrasi pemerintahan, terutama pasca pemerintahan Sultan Sulaiman. Sehingga administrasi pemerintahan kerajaan Usmani tidak beres. Tampaknya penguasa Turki Usmani hanya mengadakan ekspansi, tanpa mengabaikan penataan sistem pemerintahan. Hal ini menyebabkan wilayah-wilayah yang jauh dari pusat mudah direbut oleh musuh dan sebagian berusaha melepaskan diri.
2. Heterogenitas Penduduk
Sebagai kerajaan besar, yang merupakan hasil ekspansi dari berbagai kerajaan, mencakup Asia kecil, Armenia, Irak, Siria dan negara lain, maka di kerajaan Turki terjadi heterogenitas penduduk. Dari banyaknya dan beragamnya penduduk, maka jelaslah administrasi yang dibutuhkan juga harus memadai dan bisa memenuhi kebutuhan hidup mereka. Akan tetapi kerajaan Usmani pasca Sulaiman tidak memiliki administrasi pemerintahan yang bagus di tambah lagi dengan pemimpinpemimpin yang berkuasa sangat lemah dan mempunyai perangai yang jelek.
3. Kelemahan para
Penguasa
Setelah sultan Sulaiman wafat, maka terjadilah pergantian penguasa. Penguasa-penguasa tersebut memiliki kepribadian dan kepemimpinan yang lemah akibatnya pemerintahan menjadi kacau dan susah teratasi.
4. Budaya Pungli
Budaya ini telah meraja lela yang mengakibatkan dekadensi moral terutama dikalangan pejabat yang sedang memperebutkan kekuasaan (jabatan).
5. Pemberontakan Tentara Jenissari
Pemberontakan Jenissari terjadi sebanyak empat kali yaitu pada tahun 1525 M, 1632 M, 1727 M dan 1826 M. Pada masa belakangan pihak Jenissari tidak lagi menerapkan prinsip seleksi dan prestasi, keberadaannya didominasi oleh keturunan dan golongan tertentu yang mengakibatkan adanya pemberontakan-pemberontakan.
6. Merosotnya Ekonomi
Akibat peperangan yang terjadi secara terus menerus maka biaya pun semakin membengkak, sementara belanja negara pun sangat besar, sehingga perekonomian kerajaan Turki pun merosot.
7. Terjadinya Stagnasi dalam Lapangan Ilmu dan Teknologi
Ilmu dan Teknologi selalu berjalan beriringan sehingga keduanya sangat dibutuhkan dalam kehidupan. Keraajan usmani kurang berhasil dalam pengembagan Ilmu dan Teknologi ini karena hanya mengutamakan pengembangan militernya. Kemajuan militer yang tidak diimbangi dengan kemajuan ilmu dan teknologi menyebabkan kerajaan Usmani tidak sanggup menghadapi persenjataan musuh dari Eropa yang lebih maju.
Setelah sultan Sulaiman wafat, maka terjadilah pergantian penguasa. Penguasa-penguasa tersebut memiliki kepribadian dan kepemimpinan yang lemah akibatnya pemerintahan menjadi kacau dan susah teratasi.
4. Budaya Pungli
Budaya ini telah meraja lela yang mengakibatkan dekadensi moral terutama dikalangan pejabat yang sedang memperebutkan kekuasaan (jabatan).
5. Pemberontakan Tentara Jenissari
Pemberontakan Jenissari terjadi sebanyak empat kali yaitu pada tahun 1525 M, 1632 M, 1727 M dan 1826 M. Pada masa belakangan pihak Jenissari tidak lagi menerapkan prinsip seleksi dan prestasi, keberadaannya didominasi oleh keturunan dan golongan tertentu yang mengakibatkan adanya pemberontakan-pemberontakan.
6. Merosotnya Ekonomi
Akibat peperangan yang terjadi secara terus menerus maka biaya pun semakin membengkak, sementara belanja negara pun sangat besar, sehingga perekonomian kerajaan Turki pun merosot.
7. Terjadinya Stagnasi dalam Lapangan Ilmu dan Teknologi
Ilmu dan Teknologi selalu berjalan beriringan sehingga keduanya sangat dibutuhkan dalam kehidupan. Keraajan usmani kurang berhasil dalam pengembagan Ilmu dan Teknologi ini karena hanya mengutamakan pengembangan militernya. Kemajuan militer yang tidak diimbangi dengan kemajuan ilmu dan teknologi menyebabkan kerajaan Usmani tidak sanggup menghadapi persenjataan musuh dari Eropa yang lebih maju.
F. Raja-Raja Turki Usmani
Berikut adalah beberapa nama raja-raja
yang pernah memerintah Kerajaan Turki Usmani :
1. Usman
(Padisyah al Usman (raja besar keluarga
Usman) 1290-1326
2. Orkhan (1326-1359 M)
3. Murad
I (1359-1389)
4. Sultan Bayazid I
(1389-1403 M)
5. Sultan Muhammad I
(1403-1421 M)
6. Sultan Murad II
(1421-1451)
7. Sultan Muhammad II
/ Muhammad Al-Fatih (1451-1484 M)
8. Sultan Salim I
(1512-1520 M)
9. Sulaiman I (1520-1566 M)
10.
Salim II (1566-1573 M)
11.
Sultan Murad III (1574-1595 M)
12.
Sultan Muhammad III (1595-1603 M)
13.
Sultan Ahmad I (1603-1671 M)
14.
Musthofa I (1617-1622 M)
15.
Usman II (1618-1622 M)
16.
Sultan Murad IV (1623-1640 M)
17.
Ibrahim (1640-1648 M)
18.
Sultan Musthofa III (1757- 1774 M)
19.
Usmani Abddul Hamid (1774-1789 M)
G. Kesimpulan
Nama kerajaan Usmani
diambil dari nama Sultan pertama bernama Usman. Beliau dengan gigihnya
meneruskan cita-cita ayahnya sehingga dapat menguasai suatu wilayah yang cukup
luas dan dapat dijadikan sebuah kerajaan yang kuat. Bangsa Turki Usmani berasal
dari suku Qoyigh, salah satu kabilah Turki yang amat terkenal. Pada abad ke-13
mereka mendapat serangan dari bangsa Mongol. Akhirnya mereka mencari
perlindungan dari saudaranya, yaitu Turki Seljuk. Dibawah pemerintahan
Ortoghul, mereka mengabdikan diri kepada Sultan Alaudin yang sedang melawan
Bizantium. Karena bantuan mereka, Sultan Alaudin dapat mengalahkan Bizantium.
Kemudian Sultan Alaudin memberi imbalan tanah di Asia Kecil yang berbatasan
dengan Bizantium. Setelah Sultan Alaudin wafat (1300 M), orang-orang Turki
segera memproklamirkan kerajaan Turki Usmani dengan Usman I sebagai
sultannya.
Perluasan wilayah kerajaan Turki terjadi dengan cepat, sehingga membawa kejayaan, disamping itu raja-raja yang berkuasa sangat mempunyai potensi yang kuat dan baik. Banyak daerah-daerah yang dapat dikuasai (di Asia Kecil) sehingga memperkuat berdirinya kerajaan Turki Usmani. Salah satu sumbangan terbesar kerajaan Turki Usmani dalam penyebaran Islam adalah penaklukkan kota benteng Constantinopel (Bizantium) ibukota Romawi Timur (1453 M), penaklukkan kota itu terjadi pada masa Sultan Muhammad II (1451-1481 M) yang terkenal dengan gelar Al-Fatih. Dalam perkembangan selanjutnya kerajaan Turki Usmani mengalami kemajuan yang sangat pesat. Kemajuan-kemajuan tersebut meliputi bidang kemiliteran, pemerintahan, kebudayaan dan agama. Selanjutnya Turki Usmani mengalami puncak keemasan adalah pada masa pemerintahan Sulaiman I (1520-1566 M) yang terkenal dengan sebutan Sulaiman Agung.
Perluasan wilayah kerajaan Turki terjadi dengan cepat, sehingga membawa kejayaan, disamping itu raja-raja yang berkuasa sangat mempunyai potensi yang kuat dan baik. Banyak daerah-daerah yang dapat dikuasai (di Asia Kecil) sehingga memperkuat berdirinya kerajaan Turki Usmani. Salah satu sumbangan terbesar kerajaan Turki Usmani dalam penyebaran Islam adalah penaklukkan kota benteng Constantinopel (Bizantium) ibukota Romawi Timur (1453 M), penaklukkan kota itu terjadi pada masa Sultan Muhammad II (1451-1481 M) yang terkenal dengan gelar Al-Fatih. Dalam perkembangan selanjutnya kerajaan Turki Usmani mengalami kemajuan yang sangat pesat. Kemajuan-kemajuan tersebut meliputi bidang kemiliteran, pemerintahan, kebudayaan dan agama. Selanjutnya Turki Usmani mengalami puncak keemasan adalah pada masa pemerintahan Sulaiman I (1520-1566 M) yang terkenal dengan sebutan Sulaiman Agung.
Dari perkembangan yang sangat baik itu maka
Turki Usmani mengalami kemajuankemajuan yang mendukung sekali dalam
pemerintahannya diantaranya :
a. Dalam bidang kemiliteran
dan pemerintahan. Turki mempunyai militer yang sangat kuat dan siap bertempur
kapan dan dimana saja. Di bidang urusan pemerintahan dibuat undang-undang yang
berguna untuk mengatur urusan pemerintahan di Turki Usmani.
b. Dalam bidang Ilmu Pengetahuan dan Budaya.
Turki kaya akan kebudayaan, karya telah terjadi akulturasi budaya antara Arab,
Persia dan Bizantium. Akan tetapi dalam bidang ilmu pengetahuan Turki Usmani
tidak begitu menonjol karena terlalu berfokus pada bidang kemiliteran.
c.
Dalam
Bidang Keagamaan. Peranan agama di Turki Usmani sangatlah besar terutama dalam
tradisi masyarakat. Mufti/Ulama' menjadi pejabat tinggi dalam urusan agama dan
berwenang memberi fatwa resmi terhadap problem keagamaan yang dihadapi
masyarakat.
Tanda kemunduran kerajan Turki Usmani terjadi setelah masa pemerintahan Sulaiman (1520-1566 M) berakhir, yaitu terjadi pertikaian diantara anak Sulaiman untuk memperebutkan kekuasaan. Turki Usmani mengalami kekacauan, satu persatu daerah kekuasaannya melepaskan diri, karena tidak ada pengganti pemimpin yang kuat dan cakap.
Tanda kemunduran kerajan Turki Usmani terjadi setelah masa pemerintahan Sulaiman (1520-1566 M) berakhir, yaitu terjadi pertikaian diantara anak Sulaiman untuk memperebutkan kekuasaan. Turki Usmani mengalami kekacauan, satu persatu daerah kekuasaannya melepaskan diri, karena tidak ada pengganti pemimpin yang kuat dan cakap.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar