Belakangan ini aku
belajar banyak hal, pelajaran penting mengenai hidup yang jika aku bisa
menerapkannya maka hidupku akan terasa lebih ringan. Hanya saja penerapannya
akan terasa berat diawal, itu yang sedang aku rasakan sekarang.
Sempat merasakan dekat
dengan seseorang, melakukan banyak hal bersama tanpa ada kejelasan mengenai
hubungan kami kedepannya. Awalnya ku pikir ini lebih dari sebuah pertemanan
biasa. Tapi aku salah, aku mengenal pepatah itu, bahwa orang yang membawa
bantal belum tentu akan tidur, orang yang membawa piring juga belum tentu akan
makan. Jadi harusnya menjadi wajar jika ada orang yang kita rasa begitu dekat pada akhirnya tidak berniat serius menjalin hubungan
jangka panjang dengan kita. Pelajaran pertamaku
kali ini adalah jangan mudah ge er.
Aku tak pernah tahu alasan
sebenarnya dia melakukannya, apa aku ingin tahu? Tentu. Tapi aku akan berusaha
menyimpan rasa ingin tahuku untukku sendiri dan kemudian melupakannya. Aku tidak
ingin mendengar alasan apapun, apalagi sekedar alasan untuk menyenangkan perasaanku.
Itu sungguh sangat tidak perlu, karena pada akhirnya ketika kita lebih memilih
mendengar yang mengenakkan padahal itu bukan sebuah kebenaran, pada saat itu
juga kita tidak akan bertambah kuat karena masalah yang ada, melainkan justru
melemah. Pelajaran keduaku
adalah jangan cengeng, jadilah kuat, terima semuanya dengan lapang dada.
Mengenai perasaanku
sendiri, apakah aku mencintainya? Aku tidak tahu pasti, aku tidak bisa
menjelaskan perasaanku sendiri. Aku tidak tahu apa ini cinta atau bukan. Ketika
aku jatuh cinta maka perasaanku akan seperti apa aku tidak tahu. Yang jelas
melalui peristiwa ini aku belajar bahwa ketika kita sungguh-sungguh cinta, maka
tidak akan ada rasa ingin memiliki, tidak akan ada rasa berharap ataupun
berekspektasi, kita akan membiarkan orang yang kita cinta menjadi seperti apapun
yang dia mau, memilih siapapun yang dia mau meski itu bukan kita, satu-satunya
yang kita inginkan hanya kebahagiannya. Cinta membuat kita ingin selalu memberi,
tanpa keinginan sedikitpun untuk balas diberi, cinta artinya berbagi tanpa
syarat. Pelajaran ketigaku,
cinta yang sesungguhnya cinta bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan.
Meletakkan harapan
sudah sepantasnya hanya kepada Allah, jangan pernah sekalipun berharap pada
manusia. Jangan pernah sekalipun bergantung pada manusia. Ketika kita melakukan
kebaikan pada orang lain, maka jangan pernah sekalipun berharap orang tersebut
akan melakukan kebaikan yang sama, jangan pernah. Manusia adalah jagonya
membuat kecewa, pernah dengar istilah “diatas
iblis masih ada manusia”? ya, manusia bahkan diibaratkan lebih kejam dari
iblis. Jadi jangan sekali-kali berharap pada manusia, letakkan saja
keberharapanmu hanya pada Allah. Percaya bahwa apapun yang terjadi dalam hidupmu
tak pernah lepas dari ketentuannya. Ketentuan yang pada akhirnya akan berujung
pada kebaikan untuk dirimu. Pelajaran keempaktu
adalah berharap dan bergantunglah hanya pada Allah tanpa terkecuali.
Sebuah fakta yang baru
saja aku pelajari bahwa pada dasarnya di dunia ini tak ada satupun yang
benar-benar saling memiliki, kita semua hanya saling dititipi. Dalam hal
apapun, dalam hubungan dengan siapapun tanpa terkecuali. Tugas kita hanya
menjaga titipan, hanya menjaga tanpa memiliki, jadi kita harus rela ketika
titipan tersebut diambil oleh pemilik sesungguhnya. Kapan akan diambil kita
tidak akan pernah tahu, oleh karenanya menjaga titipan dengan baik,
memperlakukan titipan dengan baik harus kita lakukan setiap saat, karena kelak kita akan dimintai pertanggungjawaban atas apa
yang telah dititipkan kepada kita. Pelajaran kelimaku
adalah kita harus memanfaatkan waktu dengan orang terkasih sebaik mungkin, karena kapan waktu seseorang itu habis tak pernah ada yang tahu.
Usiaku hampir 27 tahun,
sudah bukan remaja lagi. Sudah diperhitungkan sebagai wanita dewasa oleh
masyarakat. Pencapaian yang sebagian besar sudah di capai oleh orang-orang
seusiaku belum bisa aku capai hingga detik ini. Apa aku cemas? Hmmm, sedikit. Tapi
tak apa, wajar ada sedikit kecemasan, yang penting itu tidak membuatku
terpuruk. Setiap orang memiliki waktunya masing-masing. Itu yang aku tanamkan
dalam benakku. Karenanya aku berhenti membandingkan diriku dengan siapapun yang
ada di dunia ini, aku akan menjalani hidupku dengan tenang tanpa intervensi
dari siapapun, cukup Allah saja. Kapan aku akan bekerja, dimana, kapan aku
menikah, dengan siapa, kapan aku mati, dalam keadaan seperti apa, cukup Allah
yang menentukan. Tugasku hanya menyupayakan sebaik dan semaksimal yang aku bisa.
Menjadi versi terbaik dari diriku bukan berarti menjadi positif setiap saat,
ketika merasa sedih atau sakit aku akan tetap menerima dan mengeluarkan emosi
tersebut, hanya saja aku harus tahu kapan waktu untuk bangkit kembali. Pelajaran kelimaku,
berhenti mebandingkan dan jadilah versi terbaik dirimu.
Apa sekarang aku
baik-baik saja? Masih belum, tapi secara bertahap membaik, sungguh sangat
membaik. Pemahamanku tentang hidup semakin meluas, proses pendewasaanku juga
mengalami kemajuan. Bagiku itu adalah poin terpentingnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar