Mengapa didunia ini ada
begitu banyak kejahatan?
Jika dipandang dari
perspektif psikologis khususnya menurut kacamata para Adlerian maka jawabannya
adalah bahwa pada dasarnya setiap manusia pasti memiliki inferioritas (kelemahan)
yang menyebabkan munculnya daya juang untuk mencapai superioritas (keunggulan
yang ingin dicapai). Berbagai bentuk superioritas yang ingin dicapai oleh
seseorang dibentuk oleh adanya fiksi, yakni gambaran subjektif kita tentang
sesuatu.
Contohnya gambaran
subjektif si A tentang ‘Ibu’, A memiliki fiksi bahwa seorang ibu adalah ia yang
memiliki tanggung jawab besar untuk membentuk anak-anak supaya kelak dimasa
depan mereka bisa bermanfaat untuk orang lain. Fiksi si A ini akan mengarahkan
daya juang yang ia lakukan, bahkan mengarahkan perilaku si A dalam kehidupan
sehari-hari. Karena fiksi si A tersebut maka si A berjuang untuk menjadi
seorang wanita yang cerdas supaya ia dapat mendidik anak-anaknya dengan baik
kelak dimasa depan, caranya dengan belajar sungguh-sungguh ketika kuliah dan
tak lupa membekali diri dengan ilmu agama yang kelak harus diajarkan sebagai
pondasi dasar kehidupan, serta berbagai hal positif lain sehingga dengan demikian si A berharap bisa
memenuhi tanggung jawabnya sebagai seorang ibu kelak.
Sampai disini kita tahu
bahwa fiksi kita tentang sesuatu itu penting, sangat penting. Ambil contoh
ketika kita memiliki fiksi yang keliru mengenai ‘Ibu’, bahwa seorang ibu artinya adalah perempuan yang sehari-hari kerjanya hanya di dapur sumur kasur sehingga
tidak perlu berpendidikan, tidak perlu memiliki banyak ilmu. Ini membahayakan, bagaimana bisa bangsa ini akan memiliki
generasi penerus yang cemerlang jika pendidik utamanya saja tidak
berpendidikan? Tidak memiliki bekal pengetahuan agama bahkan yang dasar untuk
ditanamkan pada diri anak-anak mereka?
Jadi fiksi adalah
pandangan subjektif kita tentang sesuatu yang mengarahkan sikap dan perilaku
kita akan sesuatu tersebut.
Kembali ke pertanyaan
awal, mengapa didunia ini ada begitu banyak kejahatan? Jika dikaitkan dengan
teori Adler maka menurut saya jawabannya adalah karena banyak dari manusia yang
melakukan kejahatan itu memiliki fiksi yang keliru.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar